Penyiram Novel Baswedan Ditangkap atau Menyerahkan Diri? Mabes Polri Diam
3 min readPenyiram Novel Baswedan Ditangkap atau Menyerahkan Diri? Mabes Polri Diam
Tumiqq – Penyiram Novel Baswedan Ditangkap atau Menyerahkan Diri? Mabes Polri Diam Mabes Polri enggan berkomentar terkait pernyataan pengacara hukum terdakwa Rahmat Kadir Mahulette dan Ronny Bugis yang mengklaim bahwa kliennya bukan ditangkap,
melainkan menyerahkan diri ke polisi terkait kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yowono menyatakan bahwa pihaknya enggan mengomentari pernyataan pengacara Rahmat Kadir dan Ronny Bugis dan menyerahkan sepenuhnya kepada hakim untuk mempertimbangkannya. Sebab, Argo berdalih bahwa pernyataan pengacara hukum terdakwa tersebut telah masuk ranah persidangan.
“Sudah masuk ranah sidang silakan saja menjadi pertimbangan hakim,” kata Argo saat dikonfirmasi Suara.com, Selasa (30/6/2020).
Sebelumnya, pengacara hukum terdakwa Rahmat Kadir Mahulette dan Ronny Bugis mengklaim bahwa kliennya telah berjiwa satria lantaran telah menyerahkan diri dan mengakui perbuatannya terkait kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan.
Sehingga, dia menilai sikap kedua terdakwa perlu diapresiasi dengan diberikan hukuman ringan.
Hal itu disampaikan pengacara hukum Rahmat Kadir dan Ronny Bugis dalam persidangan dengan agenda duplik atas replik Jaksa Penuntut Umum (JPU) di Pangadilan Negeri Jakarta Utara, Senin (29/6/2020) kemarin.
Baca Juga: DANAU YANG DI ANGGAP ANGKER
“Tujuan persidangan ini tidak hanya bermaksud memberikan hukuman terhadap terdakwa. Namun juga bermaksud
memberikan pelajaran bagi masyarakat luas, harus perlu adanya apresiasi berupa kebijakan berat ringannya Jaksa Penuntut Umum dalam menetapkan tuntutannya,” katanya.
Pengacara dari Divisi Hukum Polri itu lantas berdalih jika kejujuran kedua terdakwa tidak diapresiasi dengan diberikan hukuman ringan, maka tidak akan memberikan pelajaran baik bagi masyarakat.
Mereka lagi-lagi berdalih bahwa sudah semestinya terdakwa yang telah jujur atas perbuatannya itu diberi hukuman ringan.
“Harapan kami dari tim penasehat hukum persidangan ini dapat menjadi role model dalam proses persidangan .
Sehingga ada pelaku tindak pidana lain yang bersifat jujur mengakui tindakannya dengan harapan akan dituntut rendah oleh JPU.
Sebaliknya pelaku yang jujur dan menyerahkan diri dan dituntut berat maka buat apalagi mereka bersifat jujur dan menyerahkan diri,” ujarnya.
Polri Sempat Tegaskan Rahmat Kadir dan Ronny Bugis Ditangkap Bukan Menyerahkan Diri
Pernyataan pengacara hukum terdakwa Rahmat Kadir dan Ronny Bugis dalam persidangan berbanding terbalik dengan pernyataan Polri di awal penangkapan kedua terdakwa.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yowono yang dulu masih menjabat sebagai Karopenmas Mabes Polri menegaskan bawah kedua pelaku ditangkap bukan menyerahkan diri.
Pernyataan Argo itu disampaikan di Polda Metro Jaya, Jakarta, pada Senin, 30 Desember 2019.
“Saya ingin meluruskan beberapa pemberitaan bahwa tersangka penyiraman kasus Novel Baswedan menyerahkan diri.
Yang jelas kami sampaikan, yang bersangkutan adalah kami tangkap,” kata Argo kemarin.
Argo ketika itu juga menjelaskan,
dalam proses penangkapan, Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo terlebih dulu berkoordinasi dengan atasan Rahmat Kadir dan Ronny Bugis yang merupakan anggota Brimob Polri.
Argo mengatakan, Kabareskrim Polri terlebih dahulu berkoordinasi dengan Komandan Korps Brimob Irjen Anang Revandoko.
“Kami lakukan penangkapan, tapi karena yang bersangkutan punya kesatuan dan punya komandan, Kabareskrim koordinasi dulu kepada Kakor Brimob,” kata dia.
Lebih lanjut, Argo bahkan, mengungkapkan jika pihaknya memiliki bukti bahwa Rahmat Kadir dan Ronny Bugis itu ditangkap bukan menyerahkan diri.
Bukti tersebut yakni berupa surat perintah penangkapan yang telah ditandatangani kedua tersangka.
“Nah ini dibuktikan apa? Ada surat perintah penangkapan dan berita acara penangkapan yang sudah ditandatangani oleh para tersangka itu,” ungkap Argo ketika itu.