Sauna dengan Panorama Laut Lepas di Pantai Timbako
2 min readNikmati Sensasi Sauna di Pantai Timbako
Tangan4d.com – Sore itu, di Pantai Timbako, derai tawa anak-anak bersahutan. Mereka kesenangan mengadu nyali dengan melompat dari tepian tebing dan menceburkan diri ke laut untuk merasakan sensani sauna.
Di sisi pantai lain, dua remaja tanggung sibuk memandangi telur yang mereka celupkan. Menarik sekaligus buat penasaran. Rupanya mereka menunggu telur tersebut matang untuk disantap.
Tangan4d.com – Ajaib! Pantai Timbako memang istimewa karena mempunyai air yang hangat, bahkan di saat dan di bagian tertentu airnya memanas. Tak heran warga sering datang berbondong-bondong. Berendam dan merasakan sensasi sauna dengan pemandangan laut lepas.
“Itu air hangatnya di tempat lain kan bau belerang tetapi pantai kami tidak. Ini berasal dari gunung bukan cuma hangat tapi hangat sekali. Bahkan karena ada cahaya matahari terkadang warnanya berubah,” ucap Bupati Sitaro Evangelian Sasingen memperkenalkan wisata Pantai Timbako, Pulau Siau, Sitaro, kepada detikcom, Rabu (16/8/2019).
Tangan4d.com – Lebih lanjut, kepala desa Mini yang mengelola objek wisata ini Pitheim Bastian Gandaria mengatakan panas yang mengalir ke laut ini akibat pengaruh panas Gunung Karangetang.
“Air panas yang lain di Siau Barat Utara tidak semua ada. hanya di kampung ini dan kampung sebelah,” jelas Pitheim.
Pantai Timbako ini memnag dikelola oleh Desa Mini menggunakan dana desa sejak tahun lalu. Kepala desa Pitheim Bastian Gandaria. mengatakan dia bersama masyarakat membuat perencanaan dan tata kelola pantai ini. Sebagai langkah awal, desa sudah membuat fasilitas toilet dan juga tempat parkir.
“Ini memakai anggaran dana desa tahun 2018 anggaran sebesar Rp 400 sekian juta. Itu 30 persen dari dana desa itu,” kata Pitheim.
Tangan4d.com – Sebab baru dikelola, Pitheim dan perangkat desa belum memberlakukan tiket masuk untuk ke wisata air hangat dan pantai ini. Kendati demikian, sudah ada iuran parkir yang dipungut, yaitu sebesar Rp 5 sampai Rp 10 ribu.
Begitu pun dengan BUMDes, dana yang masuk belum dikelola secara maksimal karena tempat ini baru berjalan hitungan bulan. “Ke depan kami rencanakan ada penataan dengan membuat jembatan agar bisa menarik pengunjung,” tandasnya.